Sabtu, 11 November 2017

TERTINGGAL (Bag. 1)

Suhu ruang restoran terasa mulai turun. Laki-laki muda menaikkan kerah bajunya sekali lagi, sekadar memastikan bahwa tengkuknya terlindung dari udara dingin yang menghantamnya. Dengan sengaja dia mengembuskan napasnya kuat-kuat.
Perempuan muda di hadapannya duduk tanpa berkata. Di bibirnya terselip sesapan dari segelas es cola di atas meja, menatap pria muda dengan sabar.
"Kau bilang apa tadi?" ujar perempuan muda akhirnya.

Pria muda di hadapannya tergagap. Masih sibuk mengusir udara dingin yang pelan menyusur dalam darah, "Eng.. Bagian yang mana?" katanya kemudian.
"Oh ayolah, jangan bercanda sekarang. Itu sama sekali tidak lucu, tahu?" ujar perempuan muda kesal.
"Apa kau bersedia melupakan aku?"
Hening.
Perempuan muda itu tercekat. Pria muda di hadapannya mengulangi kalimatnya lagi. Apakah dia benar-benar sedang tidak bercanda?
"Apa maksudnya itu?" tanya perempuan muda, masih tidak mengerti.
"Eng.." pria muda menggeser posisi duduknya, "Sebenarnya kita punya dua pilihan. Berpisah sekarang atau tetap menjalani hubungan ini sampai.." pria muda tiba-tiba terdiam.
"Sampai?"
Pria muda menelan ludah,"Sampai Tuhan memintaku pergi."
Hening.
Udara seakan menghilang dan perempuan muda merasa kehilangan asupan oksigen. Kalimatnya tercekat di pangkal lidah yang membeku. Bagaimana Tuhan memintanya pergi? Apa dia?
"Kau sakit? Kita bisa mencoba menemukan dokter atau pengobatan yang tepat kalau begitu." Perempuan muda menggenggam tangan pria di hadapannya. Pria itu tersenyum seraya menggeleng. Pelan-pelan menarik tangannya.
"Aku tidak sakit, Kai," pria muda itu menyebut nama perempuan muda di hadapannya dengan lembut, "Aku hanya memiliki waktu yang tidak banyak."
"Aku sama sekali tidak mengerti dengan ucapanmu. Kenapa kau berbelit-belit seperti ini?"
Pria muda itu bangkit, bersiap untuk pergi, "Tidak apa-apa. Besok aku akan menemuimu lagi di sini. Sekarang aku benar-benar harus segera pergi."
Pria muda itu pergi meninggalkan Kai yang masih terpaku di tempat duduknya. Dan seluas senyum sang pria muda tertinggal di sudut matanya. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar