Sabtu, 11 November 2017

TERTINGGAL (Bag. 3)

Kai sengaja membuang waktunya di taman dengan memperhatikan anak kecil yang berlarian dan orang lalu-lalang. Dia mengenakan T-Shirt longgar, celana olahraga dan slip-on, tangannya erat menggenggam kantong minuman soda dingin. Jarum jam di tangan kanannya berada pada posisi di bawah angka 2.

Sudah 3 hari Jhe tak datang ke taman. Dan meski mereka sudah berteman selama beberapa waktu, Jhe mengaku tidak memiliki ponsel untuk dapat dihubungi. Mereka hanya mengandalkan kebetulan untuk bertemu. Kai mulai berpikir bahwa ucapan teman anehnya itu tentang melupakan hubungan mereka adalah sesuatu yang serius. Kai menarik napas.



Di mata Kai, Jhe selalu terlihat ceria dan seakan tanpa beban. Dengan mudah, dia bisa mengutarakan pendapatnya dan tidak pernah berpikir bahwa akan ada seseorang yang sakit hati dengan hal itu. Ada kalanya Kai sangat kagum dengan sikap Jhe yang percaya diri, namun  tak jarang dia jadi sangat kesal dengan sikap Jhe yang mau menang sendiri.

Kai kembali menyesap minumannya. Gelombang dingin dan manis, menyegarkan hatinya yang tengah gelisah. Dia menarik napas lagi. Sedetik kemudian, mata Kai menangkap sesosok pria muda yang tengah berjalan di taman. Tanpa menunggu lagi, Kai berlari mendekatinya.

"Jhe!" seru Kai seraya menepuk bahu seorang pria muda.

Pria muda itu menoleh. Wajahnya datar namun sorot matanya memancarkan keheranan, "Apa aku mengenalmu?"

Kai mundur selangkah, "Oh, maaf. Kupikir kau seseorang yang kukenal. Sekali lagi, maaf."

Pria muda itu tersenyum," Bagaimana kalau aku memang orang yang kau kenal itu?"

"Maaf?"

"Apa yang kau lakukan jika seseorang tidak mengenalimu lagi?"

"Aku tidak tahu."

Pria muda itu tertawa sedang Kai terheran di tempatnya. Dia merasa tidak ada yang lucu dan perlu ditertawakan. Dia menunggu.

"Jhe?"

"Tentu saja, kenapa kau menanyakan ya?" sahut Jhe dengan wajah ceria.

"Tapi tadi kau bersikap seperti tidak mengenaliku," ujar Kai bersungut.

Jhe menyelipkan tangan di saku celananya, "Kau harus mempersiapkan diri, Kai. Saat seperti itu pasti akan tiba."

***

Jemari Kai menyapu hamparan rumput hijau  yang didudukinya. Jhe duduk dengan jarak selemparan batu dari tempatnya. Mereka memandang keramaian taman di bawah mega yang perlahan memerah.

"Sebuah paket berupa buku harian dikirim padaku kemarin. Tak ada nama pengirim atau kartu ucapan. Kira-kira yang diinginkan oleh pengirim paket itu?" ujar Kai membuka percakapan.

"Orang itu ingin kau mengenali dirimu. Bercerita tentang apa yang sudah kau lakukan, apa yang kau rasakan, dan apa yang ingin kau lakukan. Dan itu adalah hadiah," sahut Jhe.

"Untuk apa?"

"Seseorang yang belajar mengenali dirinya juga akan dapat mengenali emosinya. Perubahan suasana hati bahkan denyut nadinya. Orang itu akan dapat berpikir lebih panjang sebelum melakukan sesuatu dan tentu saja memiliki pembawaan yang lebih tenang," jelas Jhe lagi.

"Sepertinya kau tahu benar apa yang diinginkan si pengirim paket."

Jhe menyeringai, "Tentu saja karena aku yang mengirim hadiah itu."

"Benarkah? Tapi paket itu ada di depan pintu. Kenapa kau tidak memberikan langsung padaku? Atau kenapa tidak menggunakan jasa pengiriman jika kau terlalu sibuk? Bagaimana jika hari turun hujan dan paket itu rusak? Bagaimana jika seseorang sengaja mencuri paket itu? Bagaimana jika hewan liar menggigit paket itu dan membawanya pergi? Bagaimana jika..."

"Kai!" Jhe memotong kalimat perempuan muda di sampingnya, "Tenanglah, kau sangat ribut dan itu sangat mengganggu."

Kai mengerucutkan bibirnya. Jhe tertawa lagi. Kedua sejoli itu seakan tak peduli dengan waktu yang tajam perlahan pergi. Kebersamaan mereka semakin sempit sedang taman bermain masih saja ramai meski gelap tengah rapat mencecah di buritan.(bersambung)

1 komentar:

  1. Playtech casino review - GoyangFC
    The Casino has been entertaining players for quite some win bet win time. 바카라 추천 사이트 It also has the chance to offer exciting gaming experiences. 슬롯머신 We think they are very  mgm 공식 사이트 Rating: 3.7 탱글다희성인방송 · ‎4,326 reviews

    BalasHapus