Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Bogor menggelar kelas
Menulis Sinopsis dan Naskah Film di Common Class Room IPB Dramaga Bogor pada
Minggu (16/10/16). Kelas dibuka dengan tilawah oleh Nur Hilal, salah satu
anggota Pramuda angkatan sembilan, lalu dilanjutkan dengan diskusi tugas
menulis cerpen yang diberikan dua minggu sebelumnya.
Kelas dimulai pukul 08.40 menit WIB. Novita Sari sebagai
pembawa acara membagi kelas menjadi tiga kelompok diskusi beranggota empat
orang pramuda dan seorang anggota FLP senior sebagai moderator. Kelompok
terakhir terbentuk dari beberapa anggota pramuda yang datang kemudian.
Poin pertama yang menjadi fokus utama diskusi adalah
relevansi tugas menulis disetiap sesi dengan kehidupan sehari-hari. Rima, salah
satu anggota pramuda mengatakan bahwa tugas menulis membuat keinginannya untuk
membaca semakin meningkat, memotivasinya untuk belajar dan melatih tanggung
jawab dan disiplin untuk mengumpulkan tugas tepat waktu.
Pada poin kedua, anggota pramuda diminta untuk menjelaskan
kendala yang ditemui saat mengerjakan tugas berikut solusi untuk mengatasinya. Pada
salah satu kelompok diskusi yang dimoderatori oleh Usup Supriadi merumuskan
beberapa kendala saat menulis, diantaranya; menemukan kata-kata yang tepat
untuk menggambarkan emosi, mencari ide untuk suatu cerita yang baru, kebuntuan
dalam menuangkan ide dan kekhawatiran terhadap konsistensi karakter tokoh dalam
cerita. Rima, salah seorang anggota kelompok diskusi menyarankan untuk membaca
buku kumpulan cerpen sebagai salah satu solusinya.
Poin ketiga yang dibahas dalam diskusi adalah bagaimana
cara dalam menemukan ide untuk menulis. Dari hasil diskusi, notulen merumuskan
berita yang didengar, hasil merenung, curahan hati seorang teman, hasil
pengamatan anatomi dan pengalaman pribadi sebagai jawaban. Diakhir diskusi,
Usup menyempatkan untuk memberi saran untuk masing-masing tugas cerpen anggota
diskusi yang telah dibuat.
Kelas menulis kemudian dilanjutkan oleh Sudiyanto, seorang
pengurus FLP Jakarta Raya yang juga seorang penulis skenario film dan Film
TeleVisi (FTV). Sudiyanto membagi FTV menjadi tiga kelas; Bioskop Indonesia
(BI), TeleVisi Movie (TVM) yang menyajikan drama keluarga dan Screenplay yang
menyajikan kehidupan sehari-hari.
Sebelum menjadi skenario, seorang penulis harus mempunyai
ide cerita (premis) yang kemudian dituangkan menjadi sinopsis. Proses
selanjutnya adalah mengembangkan sinopsis dan menyisipkan masalah (treatment).
Pada proses ini penulis dapat memilih salah satu dari dua alur penceritaan,
yaitu maju atau maju-mundur. Ada beberapa poin yang ditekankan oleh Sudiyanto dalam
membangun cerita. Misalnya, tokoh utama hanya boleh satu, harus mengalami
perubahan kondisi atau karakter (harus logis) dan mengandung unsur dramatis
atau ketegangan. Proses selanjutnya adalah resolusi atau penyelesaian konflik.
Disini tokoh utama akan digambarkan bagaimana caranya menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi.
“Film harus mampu menarik perhatian penonton. Tidak bosenin.”
ujar Sudiyanto.
Sudiyanto kemudian
menjelaskan beberapa hal penting terkait menulis sinopsis. Misalnya, ide harus
sederhana, membuat sesuatu yang mudah diingat, menjelaskan persoalan secara
dekat, cerita harus selesai dan jelas poin-poin yang akan diangkat. Kemudian
Sudiyanto memberi waktu selama sepuluh menit untuk menulis sinopsis. Ada tiga
sinopsis yang kemudian dibahas oleh Sudiyanto sebagai contoh.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar