Minggu, 18 Mei 2014

Saat Aku Kembali

Kujejak lagi tanah basah ini. Dihadapanku terhampar rerumputan berwarna hijau segar dan warna warni bunga. Segera kupenuhi paru-paruku dengan udara beraroma manisnya rumput yang baru dipotong. Kicau burung pada ranting-ranting pohon memenuhi telingaku bagai nyanyian yang mendamaikan hati. Semilir angin lembut nan sejuk meniupkan helai rambutku yang tergerai hingga punggung. Gaunku bersuara kebat lembut dan membuatku hanyut.

Kurentangkan kedua tanganku. Kupejamkan mata dan membiarkan tubuhku dihujani sinar matahari yang terasa bagai pelukan hangat seorang ibu. Ahh.. Aku merindui hari-hari seperti ini.


"Ayo.." suara lembut di telingaku membuyarkan lamunan dan kehanyutanku.

Saat aku menoleh, sebuah cahaya menyilaukan menerpa wajahku, membuat pandanganku menjadi bias. Mataku menyipit dan tanpa sadar kuangkat tanganku untuk menutupi setengah wajah namun tetap tak membantu.

"Ikuti aku.." cahaya itu menjauh.

"Mau kemana kita?" tanyaku seraya berlari mengikuti kemana cahaya pergi.

"Kemana lagi? Tentu saja menuju tempatNYA" jawab suara itu.

"DIA? Seperti apa DIA? Ceritakan padaku." pintaku disela-sela langkah yang terburu.

"Tidakkah kau juga mengenalNYA seperti aku mengenalNYA?"

"Tidak.. Tidak.. Kau telah lama tinggal bersamaNYA. Sedang aku? Aku pernah melangkah terlalu jauh dan meninggalkanNYA." ujarku ragu.

"Lalu apakah kau melupakanNYA?" tanyanya lagi.

Langkahku terhenti. Jemariku menyentuh ujung rerumputan hijau. Aku menundukkan kepala. Sesuatu yang aneh menjalari seluruh tubuhku, "MelupakanNYA? Bagaimana mungkin?"

"Bagaimana perasaanmu saat jauh dariNYA?" tanya cahaya itu.

"Entahlah. Seperti ada sesuatu yang hilang.. Aku merasa hampa.." mataku masih tertumpu pada rerumputan hijau. Ingatanku pergi menjauh.

"Lalu apa yang kau lakukan?" tanyanya lagi.

"Aku kembali.." aku mendongak, menatap cahaya itu.

"Lalu apa yang kau temukan setelah itu?"

"Aku merasa hidup. Tenang dan damai. Aku seperti menemukan kembali diriku yang sesungguhnya." ujarku seraya tersenyum.

"Begitukah? Itu yang kau rasakan?"

"Entahlah.." aku menggeleng, ".. Tapi seingatku rasanya hampir seperti itu." aku menatap cahaya itu.

"Seperti dulu kau pernah tinggal bersamaNYA, seperti itulah DIA yang kini kukenal. Tak pernah berubah. Penuh kasih dan sayang, lembut dan menentramkan. Disanalah kita kembali. KepadaNYA lah kita sekarang menuju."

Aku bergeming, "Apa DIA akan menerimaku lagi setelah semua kesalahan yang pernah kulakukan? Apakah..?"

"Jika kau meragukan kasih sayang dan ampunanNYA padamu, lalu kemanakah kau akan melarikan diri? Kemana kah kau akan pergi?"

Aku menatap cahaya itu. Meresapi kata-katanya. Merasa seperti diperas dan kehabisan napas.

"DIA tidak akan membawamu ke tempat ini jika tak menginginkanmu kembali. Ayo Nak, DIA sudah menunggumu."

Aku menarik napas lagi. Cahaya bergerak pelan dan seperti terhipnotis kaki ku pun ikut melangkah.


NB: Saya adalah manusia penuh salah dan lemah, kurang ilmu dan pemahaman. Cerita di atas hanya ilustrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar