Selasa, 20 Agustus 2013

Tuhan, Aku Datang..

Pagi. Aku hidup diantara kopi dan ingatan tentang mimpi semalam. Mataku memandang uap kopi dari gelas yang sisa setengah penuh. Ku hirup aromanya dalam-dalam dan memejamkan mataku. Aku, mengingatmu. Tuhan, aku merindukannya...


- - - - - * * * * * - - - - -

"Kau sudah datang.." tanya-NYA.

"Ya, Tuhan aku datang. Maaf aku terlambat." jawabku seraya mendekati-NYA.


"AKU selalu menunggumu.." ujar-NYA seraya tersenyum.

"Tuhan, ada yang ingin kubicarakan. Apa KAU punya waktu?" tanyaku.

"Mendekatlah, dan ceritakan padaKU apa masalahmu."

"Ah, Tuhan, ENGKAU pasti sudah tau masalahku. KAU Maha Segalanya." ucapku sambil menunduk.

"Tidakkah kau ingin melegakan hatimu? Ceritakan padaKU lagi. AKU akan mendengarnya."

"Hatiku sedang galau, Tuhan. Aku bingung..." ku atur napas untuk menenangkan hatiku yang gemuruh, "Jaga hatiku Tuhan. Aku takut." aku mulai terisak.

"Wahai hambaKU, mengapa kau takut? Jangan menangis, hapuslah air matamu."

"Tuhan, jika aku salah, sadarkanlah aku. Sungguh tak kan sanggup ku jalani hukumanMU..." aku menunduk, ".. Aku mencintai hambaMU, Tuhan.." tubuhku bergetar. Takut.

"Dengarlah hambaKU, cinta adalah karunia KU. Pelengkap dari kesempurnaan yang telah KU ciptakan."

"Tapi aku takut, Tuhan. Aku takut menduakanMU. Sungguh aku tak pandai dalam menjaga hati. Aku terlalu lemah dan mudah salah." napasku tersengal-sengal karena menangis.

"HambaKU, cinta adalah sarana makhluk untuk menciptakan kehidupan. Melahirkan generasi dan menjalankan amanah yang KU titipkan. Cinta bersifat suci jika diawali dengan niat yang baik. Dan niat yang baik akan mendekatkan jarak makhluk padaKU."

"Kumohon Tuhan, jangan siksa aku. Aku tak kan sanggup menahannya terlalu lama."

"Katakan padaKu, dengan siapa cintamu berlabuh.."

Aku diam.

"Engkau pasti tau, Tuhan.." aku tersipu.

"Katakan padaKU, ceritakanlah.."

"Engkau tau, Tuhan, dia adalah pria yang sangat baik. Saat ini dia..." aku mulai bercerita. Tuhan mendengarkan ceritaku hingga selesai. Lalu, DIA tersenyum.

"Baiklah. AKU sudah mendengar ceritamu. Kini semua kembali bergantung padamu, seyakin apa kau padanya dan sekuat apa doamu padaKU."

"Tuhan, sungguh Engkau Maha Bijaksana.." dan aku pun bersujud padaNYA.


Tengah malam. Saat aku sendirian.

- - - - - * * * * * - - - - -


Saya hanyalah makhluk lemah dan mudah salah. Tanpa bermaksud menyinggung, cerpen ini hanya ilustrasi.

3 komentar:

  1. cerpennya keren. Like this yo.

    Salam kenal ya

    BalasHapus
  2. salam kenal juga, terima kasih sudah meninggalkan jejak :)

    BalasHapus
  3. Karena bagaimanapun, hanya Tuhan tempat terbaik untuk berkeluh kesah :')

    BalasHapus