Mungkin tak seharusnya aku menunggumu
Mengharap kau datang padaku
Menghabiskan waktumu
Dengan manis bilang I Love You
Mungkin tak seharusnya ku minta padamu
Untuk terus berada di sampingku
Sedang kau ingin menjauh
Agar lama tidak bertemu
Mengapa hatiku menjadi sendu?
Setiap kali kumerasa rindu
Membayang kau di sisiku
Ingat hari-hari saat bersamamu
Oh, wanita yang kumaksud
Ini aku…
Dengarlah suaraku, pintaku
Izinkan ku mencintaimu, mendambamu
Izinkan ku mengharapmu, merindumu
Izinkan ku menunggumu
Izinkan ku jadi kekasihmu….…
Hohiho… aneh gak? Kadang orang kalo lagi fallin’ in love atau putus cinta emang suka jadi pujangga dadakan. Termasuk saya, hahaha………….
Bagaimana dengan Anda? Termasuk orang yang suka meluapkan emosi jiwa atau memendam semuanya sendiri? Kalo saya lebih baik meluapkannya, walau kadang malah jadi aneh, daripada diem malah jadi putus asa, bahaya….
Pernah denger cerita Frankenstein? Novel karya Mary Shelley ini menceritakan seorang ilmuan, Victor Frankenstein, yang kelewat tinggi daya imajinasinya, mencoba menciptakan makhluk yang memiliki jiwa layaknya manusia. Tapi sayangnya dia lupa akan kewajibannya memenuhi hasrat manusia yang paling dasar. Adanya pasangan hidup. Victor yang menolak untuk menciptakan pasangan untuk makhluk yang telah ia ciptakan, terpaksa harus berjuang melindungi hidupnya dan orang-orang yang dicintainya. Monster Frankenstein menjadi gelap mata dan membunuh orang-orang terdekat Victor.
Nah, jadi kalo untuk urusan hati dan perasaan, selama gak menghilangkan nyawa orang sich, masih dianggap wajar. Begitu bukan….?
*** “Apa yang sekarang masih kurasakan segera tidak akan kurasakan lagi. Segera kesedihan yang membakar hatiku akan lenyap. Aku akan terjun ke dalam kobaran api unggunku sendiri dengan rasa penuh kemenangan. Aku akan bersorak sorai dalam nyala api yang menyiksa dan meleburkan tubuhku. Dan api ini pun akan segera padam. Abu dari tubuhku akan ditiup angin dan disebarkan ke laut. Arwahku akan tidur dalam kedamainan. Selamat tinggal.”
Setelah mengucapkan kalimatnya yang terakhir, dia melompat keluar melalui jendela kabin. Dia terjun dan mendarat di atas rakit es yang terapung di sisi kapal. Segera ombak menghanyutkannya, dan dia lenyap dalam gelap di kejauhan.***
Minggu, 21 November 2010
Lagi ngerasa aneh, sekali-kali ingin berpujangga ria….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar