Jumat, 23 Februari 2018

Di Balik Meja Kasir : Anak Baru Supermarket

Melanjutkan cerita saat saya bekerja di supermarket sebagai anak baru. Cusss...

Cerita anak baru yang kena peloncoan udah ga asing lagi di telinga sebenernya, tapi beruntunglah saya yang tidak mengalami ini di Superindo Mampang. Ada 2 faktor penting kenapa menjadi anak baru ga terlalu berat; pertama adalah karena senior yang ga merasa punya senioritas, dan yang kedua adalah pelanggan yang saling mengahargai. Tindakan senioritas para senior adalah neraka bagi anak baru bodoh macam saya ini, sering melakukan kesalahan atau lupa input barang ga kemudian membuat mereka jadi marah tapi justru membuat mereka lebih ketat lagi mengawasi saya dalam bekerja. Dan soal pelanggan, ahh, di Superindo Mampang kami bisa bercengkrama hangat dengan mereka seperti seorang kawan lama yang baru bertemu kembali. Rasanya? Menyenangkan!



Salah satu tantangan bekerja di perusahaan retail adalah kita sebagai pekerja perlu mempelajari pokok/ seni dasar dalam penjualan, seperti:
1. Mengenali jenis produk. Kita harus tahu apakah barang tersebut dapat dimakan atau tidak, memiliki sertifikat halal atau tidak, beracun atau tidak.
2. Menata posisi produk. Kebanyakan supermarket menggunakan sistem FIFO (First In First Out)  dalam menata produknya.
3. Memperperlakukan produk. Tindakan apa yang perlu kita lakukan saat mengetahui bahwa barang tersebut memiliki cacat produksi, rusak saat proses penjualan namun masih dapat diselamatkan, dan atau barang kadaluarsa.
4. Menjual produk. Bagaimana cara menarik pelanggan untuk berbelanja di toko kita.
5. Menguasai teknik dasar di tiap departemen (bagian).

Karena saya bekerja di bagian kasir, maka poin-poin tersebut akan saya bahas dari sudut pandang seorang kasir. Yaiyalah hahaha

Jadi gini :

Poin pertama adalah mengenali jenis produk. Jadi secara garis besar, tugas dasar seorang kasir ada 3, yaitu menghitung jumlah penjualan, packing barang pelanggan, dan merapikan struk dari mesin EDC. Nah mengenali jenis produk ini berkaitan dengan tugas packing barang pelanggan. Misalnya, kita tidak boleh mencampur kecap dengan sabun mandi, racun pembasmi serangga dengan kapas atau udang dengan roti. Lho kenapa? Karena jenis barangnya berbeda. Kecap adalah barang makanan, sedang sabun adalah barang bukan makanan. Lalu racun pembasmi serangga dan kapas yang meski sama-sama barang bukan makanan namun boleh memiliki penilaian yang berbeda. Kapas digunakan untuk tubuh manusia sedang kemungkinan akan terkontaminasi oleh racun pembasmi serangga yang bisa membahayakan, maka sebaiknya kedua barang ini tidak disatukan. Begitu juga dengan roti dan udang. Kecuali kalo kamu mau makan roti rasa udang mentah.

Poin kedua ga perlu dibahas lah ya. Pasti udah tau kan? Hehe

Lanjut poin ketiga, memperlakukan produk. Ada kalanya kita menemukan bungkus yang bolong atau terbuka, yang jika diselamatkan dengan bantuan solatip/ stepler masih bisa dijual lagi. Misalnya pada kerupuk mentah, kacang hijau mentah, detergen atau produk sejenis. Lalu bagaimana dengan produk rusak yang tidak dapat diselamatkan atau produk kadaluarsa? Maka kedua barang tersebut akan masuk ke sebuah tempat yang disebut sebagai CN. Nantinya setiap bulan jumlah barang CN akan mengurangi keuntungan penjualan dari toko.

Poin keempat, teknik menjual produk. Jangan heran jika menemui pegawai supermarket yang wara-wiri menawarkan produk baru ke pelanggan. Hal ini bertujuan selain untuk memperkenalkan produk, juga untuk menjalin komunikasi yang baik antara pelanggan dan supermarket. Pelanggan diharapkan dapat memberikan masukan atau saran terhadap pelayanan pegawai supermarket secara langsung. Hal ini dikemudian hari dapat membuat pelanggan merasa nyaman untuk selalu berbelanja di toko kita.

Poin terakhir yaitu penguasaan teknik dasar tiap departemen. Seorang kasir misalnya,  juga dituntut untuk bisa menata sayur mayur, buah, prosedur menata daging dan ikan, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Jadi jika suatu saat departemen lain mengalami kekurangan tenaga, kita bisa saling membantu.

Jadi di awal saya bekerja, para senior benar-benar mengajarkan tiap poin tersebut. Selama dua minggu masa pelatihan, setiap hari saya berkeliling di tiap departemen untuk belajar. Rutinitas saya adalah:
1. Pukul 7-8, sortir cabe dan tomat busuk.
2. Pukul 8-9, panjang sayuran di showcase.
3. Pukul 9-12, praktik kasir dan packing barang.
4. Pukul 1-3, praktik kasir, packing barang dan area deposit.

Di area deposit atau biasa disebut penitipan barang, kasir bertugas untuk memberikan hadiah untuk sebagian produk yang berhadiah dan melayani penitipan barang pelanggan.  Selain itu kasir juga bertugas memberikan informasi mengenai promo mingguan melalui alat, barang tertinggal, plat mobil bermasalah, melalui alat paging. Sampai saat ini saya bahkan masih ingat bagaimana cara paging di sana heheheh

Oiya praktik di meja kasir juga termasuk menghafal kode barang lho. Tiap barang memiliki kode sebanyak 7 angka. Ini berbeda dari barcode yang tertera di belakang produk ya. Jadi kode ini adalah kode panggil untuk barang yang juga akan muncul di struk belanja pelanggan. Gunanya tentu saja untuk memastikan bahwa produk yang dibeli tidak salah hitung. Kode ini bisa berbeda di tiap supermarket.

Barang yang saya hafal tentu saja banyak, seperti jenis sayuran, telur ayam, kue basah, telur asin Brebes dan lain-lain. Pokoknya banyak lah. Minimal ada 50 barang yang saya hafal. Pusing? Pasti. Tapi karena dilakukan setiap hari jadi ya ga berasa heheh.

Oke deh segini dulu ceritanya. Ini masih sesi pembuka, yang seru belum keluar hahah

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar