Seluruh Indonesia sepertinya tahu kalau jalanan Jakarta hampir setiap saat mengalami kemacetan. Kelapangan jalan merupakan hal yang istimewa disini.
Beruntung ada alternatif transportasi yang bisa kita pilih untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan lebih cepat: ojek online. Di awal kehadirannya ojek online (ojol) menjadi primadona penumpang sekaligus musuh bersama angkutan yang sudah lebih dulu ada. Banyaknya aksi aniaya yang dilakukan oleh ojek pangkalan, sopir taksi, sopir angkot, dan sopir bus terhadap para pengendara ojol ternyata tidak membuat pengendara ojol mundur.
Pembelaan dan simpati terhadap ojol justru muncul dari penumpang. Menurut mereka perpindahan minat penumpang ke ojol semata-mata karena terburunya mereka oleh kejaran waktu. Sudah mafhum bahwa sopir angkot dan bus sering kali ngetem berpuluh-puluh menit tanpa batas sampai angkutan mereka penuh tanpa peduli nasib penumpang lain yang sudah menunggu lama yang kadang bikin mereka telat masuk kerja. Duh!
Saya sendiri memilih Grab dan Gojek sebagai transportasi andalan kalau dikejar waktu. Lho, ga pake Uber? Ga lagi karena sistem denda yang diterapkan oleh pihak Uber. Ga peduli kalau pengendara mereka yang melakukan pembatalan dan atau datang terlalu lama tanpa kejelasan sampai akhirnya dibatalkan oleh penumpang.
Soal harga, tarif Grab memang lebih beberapa ribu rupiah dari Gojek. Saya ambil contoh untuk rute perjalanan rumah ke kantor.
Tarif Gojek

Tarif Grab

Kalau kamu pilih yang mana?
Beruntung ada alternatif transportasi yang bisa kita pilih untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan lebih cepat: ojek online. Di awal kehadirannya ojek online (ojol) menjadi primadona penumpang sekaligus musuh bersama angkutan yang sudah lebih dulu ada. Banyaknya aksi aniaya yang dilakukan oleh ojek pangkalan, sopir taksi, sopir angkot, dan sopir bus terhadap para pengendara ojol ternyata tidak membuat pengendara ojol mundur.
Pembelaan dan simpati terhadap ojol justru muncul dari penumpang. Menurut mereka perpindahan minat penumpang ke ojol semata-mata karena terburunya mereka oleh kejaran waktu. Sudah mafhum bahwa sopir angkot dan bus sering kali ngetem berpuluh-puluh menit tanpa batas sampai angkutan mereka penuh tanpa peduli nasib penumpang lain yang sudah menunggu lama yang kadang bikin mereka telat masuk kerja. Duh!
Saya sendiri memilih Grab dan Gojek sebagai transportasi andalan kalau dikejar waktu. Lho, ga pake Uber? Ga lagi karena sistem denda yang diterapkan oleh pihak Uber. Ga peduli kalau pengendara mereka yang melakukan pembatalan dan atau datang terlalu lama tanpa kejelasan sampai akhirnya dibatalkan oleh penumpang.
Soal harga, tarif Grab memang lebih beberapa ribu rupiah dari Gojek. Saya ambil contoh untuk rute perjalanan rumah ke kantor.
Tarif Gojek
Tarif Grab
Kalau kamu pilih yang mana?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar