Minggu, 11 Mei 2014

Tuhan, Aku (Kembali) Datang

"Lancang!"

Sebuah suara penuh amarah menggema di telingaku. Dadaku berdebar hebat. Air mataku mulai jatuh. Sungguh merasa terguncang.

"Sadarkah atas kesalahan yang telah kau perbuat, wahai manusia?" tanya suara itu lagi.

"Kau berlindung di balik fitrah! Kau mencari pembenaran diri atas kesalahan yang telah kau lakukan! Masih berani kau menemuiKU?"

Aku tersungkur. Menangis tersedu-sedu. Hatiku dipenuhi rasa takut. Aku telah salah. Aku berdosa. Aku lemah!

"Ampuni aku, TUHAN.." jeritku mengiba di sela-sela tangis yang tak henti.

"Sungguh tiada tempat ku kembali selain ENGKAU. Aku memang berdosa, TUHAN. Tapi kumohon ampuni aku. Sungguh tak kan sanggup kutanggung siksaMU." kubenamkan wajahku diantara sujud pada bumi.

"Katakan, apa yang kau inginkan dariKU?" suara itu kembali melembut.

Diantara rasa takut dan isak yang tersisa, aku kembali menatapNYA. Cahaya yang sama yang selama ini kukenal. Lembut dan penuh pesona. Tak terurai oleh kata. Air mataku kembali jatuh, tak sanggup berkata-kata.

"Katakanlah sebagaimana kau biasa meminta padaKU."

"Ambil hatiku, TUHAN. Aku terlalu lemah dan belum sanggup menjaganya. Banyak luka dan kesakitan yang telah kutorehkan padanya. Aku takut dia akan terluka lebih parah."

"Dengarlah, wahai hambaKU. Dia tidak akan kemana-mana. Kau akan tetap hidup bersamanya. Bersama hatimu."

"Tapi, TUHAN.."

"Akan ada kebahagiaan yang menunggumu setelah ini, bersabarlah.."

"Tidak, TUHAN. Sungguh aku tak sanggup lagi jika harus.."

"Kau akan sanggup. Selama kau tetap bersamaKU." DIA tersenyum.

Aku bersujud.

- - - - * * * * - - - -

Aku tersentak dari tidurku. Napasku memburu. Keringat mengucur deras di pelipisku yang berdenyut-denyut. Ku pejamkan mataku dan mulai mengatur napas.

"Tuhan, aku datang.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar