Sabtu, 10 Mei 2014

Review: Dark Lover by J.R. Ward





Niatnya pergi ke mall untuk cari peralatan makan tapi nyangkutnya di rak buku dan bertemulah dengan novel ini. Sebuah novel lainnya tentang dunia vampir. Tema yang terdengar tidak asing, ya? Berterima kasihlah pada serial Twillight yang menyapa kita dengan lembut dan manis karena Dark Lover menjadi sangat berbeda dengan cerita vampir yang selama ini terpatri dalam ingatan setiap kawana dan kawani.


Pertarungan abadi antara vampir dan pemburunya menciptakan sebuah dunia dengan tujuh kubu: Scribe Virgin, Black Dagger Brotherhood, vampir sipil, Omega, Lessening Society, Lesser dan (tentu saja) manusia. Apa bisa terbaca polanya?

Wrath, Sang Raja Buta dan sekaligus Pemimpin Black Dagger Brotherhood, memutuskan untuk tidak meneruskan takhta karena rasa bersalahnya pada kegagalan menyelamatkan keluarganya. Jumlah vampir sipil turun drastis karena perburuan para Lesser di bawah kepemimpinan Omega. Dan Scirbe Virgin sebagai pemimpin tertinggi para vampir tidak dapat melakukan apapun karena tidak ada yang mendatanginya. Tidak ada raja yang berdoa dan memohon padanya.

Masalah bermula dengan kekhawatiran sang ayah vampir terhadap masa transisi anak perempuan setengah manusia menjadi vampir seutuhnya. Sang ayah, Darius, yang juga salah seorang prajurit Black Dagger Brotherhood, takut putrinya mengalami kegagalan masa transisi dan mati. Hanya Wrath, Sang Raja yang memiliki darah murni yang dapat menyelamatkannya. Namun sayang, saat semuanya seakan kembali seperti biasa, Darius mati.

Karena merasa berhutang, Wrath kemudian memutuskan untuk menemui perempuan setengan vampir putri Darius, Beth. Dan entah bagaimana Beth membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda. Entah apa, hanya terasa berbeda.

Tidak ada adegan vampir meminum darah manusia hingga mati dan meninggalkan dua luka menganga pada leher, mereka hanya meminum darah dari vampir pasangannya. Keterkejutan akan kulit vampir yang sedingin es kutub selatan juga tidak ada di buku ini saat Beth dan Wrath bersentuhan. Dan vampir juga tidak kebal senjata. Seperti halnya manusia, di buku ini mereka juga bisa terluka.

Lika liku perjalanan cinta dan pengabdian Sang Raja membuat buku ini sama sekali tidak membosankan. Walau ada beberapa bagian yang saya anggap berlebihan tapi ya sudahlah.

Akhir kata dari saya: Wrath layak naik tahkta. Selamat!

2 komentar:

  1. wow, cerita vampir lagi ya? ini berapa bintang, kak?

    BalasHapus
  2. iyes.. tiga setengah dari lima lah. selamat berburu *_^

    BalasHapus