Selasa, 08 April 2014

Surat Untuk Ibu

"Bu, aku ingat sebuah kisah yang dulu sering kau ceritakan kepadaku, tentang seorang putri pengembara yang menulis kisah sejatinya mencari sang penambat hati. Sambil berbaring di pangkuanmu dan jemarimu membelai tipis helai rambutku. Bu, aku ingat kisah itu.."

"Seiring berjalannya waktu dan tentang semua kisah yang pernah kudengar, aku tumbuh menjadi jelita penebar cerita. Kuurai lagi ingatanku tentang kisah-kisah lama, kisah tentang sang putri pengembara, berharap bisa meniru apa yang dulu pernah dilakukannya. Lalu kusadari aku telah salah."

"Aku hidup di dalam dunia yang sesungguhnya, bukan dalam sebuah kisah. Semua yang kudengar dulu hanyalah dongeng penenang jiwaku. Agar aku dapat tidur bersama mimpi-mimpi yang membahagiakan hati. Bukan sebagai masa depan yang harus kuwujudkan."

"Bu, maafkanlah aku untuk semua kesalahan yang telah kubuat, untuk mimpi-mimpi dan harapanmu yang sempat kuwujud, untuk semua bahagia yang masih tertunda. Maaf, aku belum sanggup."

"Bu, sungguh aku dapat melihat kesedihanmu kala mereka meninggalkanku sendiri. Sungguh aku dapat melihat kecewamu karena menyadari bahwa aku masih menyendiri. Sedang mereka, teman-temanku, telah bahagia dengan sebuah keluarga yang baru. Sungguh aku dapat melihat itu. Jadi kumohon, tersenyumlah."

"Bu, maafkanlah aku yang tak sempurna. Belum dapat kuwujud untuk semua yang kau pinta. Belum dapat ku ukir di wajahmu sebuah senyum bernama bahagia. Bu, maafkanlah aku yang masih selalu membuatmu resah."

"Bu, sungguh aku berjanji untuk menuruti semua nasihatmu. Akan ku tulis sebuah kisah paling indah dalam hidupku untukmu. Bukan karena ku temukan seorang pengembara paling sempurna. Namun kisah indah ini akan dirangkai oleh rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa. Tak kan ku pinta pesta yang mewah, tak kan ku pinta rumah yang megah, tak kan ku pinta perhiasan paling indah dan tak kan kucari dia paling bertahta."

"Bu, terima kasih untuk tidak pernah bertanya tentang apa yang sedang kurasakan. Terima kasih untuk dukungan tanpa kata yang kau selalu berikan. Terima kasih atas kesabaranmu menungguku siap untuk berbagi cerita. Terima kasih untuk telah bersedia menjadi ibuku. Terima kasih.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar