Aku benar-benar sedang kesal! Sudah dua jam aku duduk disini, memperhatikan dia yang seolah sibuk sendiri. Cangkir kopiku masih penuh, tak sedikit pun kusentuh. Tangannya sibuk memainkan tombol-tombol di hapenya, kemudian dia tertawa. Manis sekali, ahh... aku langsung meleleh lagi.
Aku tak tahan berdiam diri terus, sengaja kupandang dia lekat-lekat agar dia sadar bahwa aku memperhatikannya, menunggunya untuk berkata-kata. Ku mainkan sendok di cangkir kopiku yang sudah dingin.
Ting.. ting.. ting..
Lihat aku, pandang aku. Menengoklah padaku, sebentaaa…r saja. Doaku sambil terus memainkan sendok.
Dia menatapku! Dia menatapku! Teriakku dalam hati. Terima kasih Tuhan, telah Kau kabulkan permintaanku. Segera saja kulempar senyum termanis yang bisa kurangkai. Tuhaaa…n.
Glek!
Dia tersenyum! Dia tersenyum! Dia membalas senyumku! Terima kasih Tuhan, terima kasih. Rasanya ada air terjun dihatiku.
Oh ya.. ya.. ya.. ya..!!!
Ini aku. Bicaralah denganku. Kumohon.
Syut…
Sebuah bayangan berkelebat di sisi kananku.
“Maaf sayang, aku terlambat.”
Dia tersenyum. Lalu bangkit, kemudian beranjak pergi. Dan aku hanya bisa melihatnya dari seberang meja. Ahh… kopiku tak lagi hangat.

Hwa3.... Kasian...
BalasHapusBergembira di atas penderitaan orang hihihihi
BalasHapus