Berawal dari kegalauan hati Alif, seorang remaja tamatan pondok pesantren Madani yang ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi tanpa mengantongi ijazah SMU. Apalagi ledekan Randai, sahabat kecilnya yang menjurus pada meremehkan, Alif bertekad mematahkan pendapat Randai. Berkat dorongan orang tua, Alif bertekat melalap pelajaran SMU selama tiga tahun hanya dalam waktu kurang dari dua bulan. Mustahil kah?
Dengan ajang Piala Dunia menjadi obat mujarab kala penat, Alif mencoba berjuang pada tujuan utamanya. Jurusan Penerbangan yang juga diambil Randai seperti melambai-lambai menggoda di mata Alif.
Manusia boleh berusaha tapi Allah lah yang menetukan segalanya, klise memang tapi itulah yang terjadi. Dengan nilai rata-rata enam, Jurusan Penerbangan “pamit” pada Alif untuk selama-lamanya. Gagal? Tentu saja. Putus asa? Tentu tidak.
Alif menimbang-nimbang jurusan lain yang mungkin sesuai dengan dirinya. Hubungan Internasional cukup keren di telinga remaja itu, jadilah dia mengambil jurusan ini.
Dengan bekal beberapa uang ribu dan sepatu kulit hadiah Bapak, Alif berangkat menuju UNPAD untuk mendaftar. Dan disinilah lika-liku kehidupan Alif di Bandung dimulai. Satu yang tidak dipikirkan alif saat berangkat ke Bandung, biaya nge-kos.
Dengan kebaikan hati Randai yang juga kuliah di Bandung, Alif akhirnya menumpang tinggal di kamar kos Randai. Di lingkungan kos ini pula lah, Alif bertemu Raisa, seorang gadis cantik yang menyinari hari Alif.
Alif berjuang untuk hidup tanpa mengandalkan kiriman amak (ibu) selepas ayahnya meninggal dunia dengan bakat menulisnya. Kebaikan seorang jurnalis muda bernama Togar yang sempat dititipi amanah ayah Alif untuk menjaga anaknya, membawa Alif menjadi salah satu kandidat pertukaran siswa ke Kanada, Amerika. Benua yang ingin disinggahi Alif semasa mondok.
Yang paling menggembirakan Alif saat berangkat ke Kanada adalah turut sertanya Raisa. Awalnya Randai juga ikut mendaftar tapi gagal saat ujian. Alif berharap dapat merekatkan hubungannya dengan Raisa selama di Kanada, dan sesungguhnya dia berhasil. Saat akhirnya Alif memutuskan untuk mengutarakan isi hatinya pada Raisa, secara tak sengaja Alif mendengar percakapan antara Raisa dan Monique tentang kriteria pria yang dicari Raisa. Sudah lulus kuliah dan dewasa.
Kehidupan Alif di Kanada dimulai dengan “pembagian” orang tua angkat dan penempatan kerja magang. Alif awalnya sempat bersungut-sungut saat ditempatkan dip anti jompo padahal berharap dapat magang di stasiun televisi, tapi akhirnya Alif boleh berbahagia hati karena seorang teman yang kebetulan magang di stasiun televisi malah meminta tukar tempat magang dengannya.
Perpisahan dengan orang tua angkat cukup menguras air mata saya, betapa orang-orang yang awalnya asing tiba-tiba menjadi bagian cukup penting dalam kehidupan Alif.
Jangan berharap happy ending untuk novel ini karena memang bukan merupakan kisah fiktif. Cerita ditutup dengan kegagalan Alif mendapatkan Raisa tapi disisi lain menjadi keberhasilan Randai dalam memikat hati gadis yang bersinar. Randai meminang Raisa.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar