Kamis, 27 Januari 2011

Selamat Tinggal "My Home Sweet Home"

Sudah beberapa hari ini, tema perbincangan di rumah saya hanya berkutat seputar rencana kepindahan kami sekeluarga ke tempat lain. Rumah yang sudah berumur lebih tua dari umur hidup saya sendiri, rumah tempat kakak-kaka saya lahir, rumah dimana kami mulai mengenal hidup. Ya, kami akan menjual rumah peninggalan ayah saya ini.


Rumah kami cukup besar dengan empat kamar tidur, dan dua kamar mandi. Ruang tamu dan ruang keluarga berukuran sama luas sedangkan ruang makan mempunyai luas sedikit lebih kecil. Kami punya halaman yang tidak terlalu luas, sebuah pohon delima yang masih sering berbuah, pohon belimbing sayur dan beberapa tanaman hias ditanam ibu untuk mempercantik rumah. Luas teras rumah hampir seluas halaman, jika digabungkan setidaknya masih cukup untuk memarkir empat buah motor jika ada tamu yang datang.


Jika diingat lagi, setiap sudut rumah ini penuh dengan kenangan tak ternilai harganya. Tentang tawa, kesedihan dan gundah hati serta amarah dan kegalauan. Disanalah kami tumbuh dan belajar, dari sanalah kami memulai untuk melangkah.

Mungkin memang tak banyak kenangan indah di rumah kami ini, mungkin ada lebih banyak amarah dan kata-kata kasar yang terlontar namun itulah keindahan dari sebuah masa lalu, semuanya terasa indah bahkan kenangan tentang tangis dan luka. Rasanya saya ingin mengulang masa-masa itu.

Rumah ini juga menjadi saksi atas kepahitan hidup keluarga kami, dimana kami sering kekurangan uang untuk makan sehari-hari, tempat dimana ibu saya berjualan, tempat dimana resepsi pernikahan kakak saya diselenggarakan dan tempat dimana ayah saya dimandikan serta dikafankan. Apa rasanya menyesakkan? Itulah kenyataannya. Rumah ini bukan saja menjadi awal tapi juga akhir bagi kami. Awal bagi kami untuk hidup setelah lahir dan akhir bagi kami ketika harus pergi dan mulai menjalani hidup di tempat yang baru setelah menikah.

Jika diingat-ingat lagi, hanya air mata yang keluar dari mata saya yang memang sudah belo dari lahir ini. Hihihi....


Sekarang, waktu kami di rumah ini sudah habis dan kami harus pergi ke rumah yang baru, tempat awal bagi kami untuk memulai hidup kami yang baru lagi. Kami harus membuka lembar hidup yang baru karena “buku” sebelumnya sudah sampai di lembar terakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar