Rabu, 07 Januari 2015

Malu Pada Semut Merah VS Malu Sama Kucing

Waktu berjalan. Zaman berubah. Nyari jodoh tetep aja susah #ehh #abaikan

Gak nyangka udah cukup lama saya hidup di dunia. Lebih dari seperempat abad! Yang pasti sih belum tweenty nine my age ya hehehe

Saya tuh suka (main) sama anak kecil. Apalagi anak balita. Kalo lagi sok-sok bijak, secara gak sengaja saya kadang membandingkan masa kecil saya dulu dan masa anak-anak sekarang.


Jaman saya, yang namanya main berarti main keluar rumah. Entah main sepeda, perang-perangan di kebon duren, kebon rambutan atau kebon-kebon yang lain. Pokoknya "kotor itu baik"-lah. Pernah juga jalan-jalan gak jelas tanpa arah dan tujuan. Buat kalian yang suka lewat jalan baru TB. Simatupang, saya sering main bola disana sebelum jalan tol itu dibuka hahaha

Saya mengilhami main sebagai kegiatan keluar rumah. Intinya ya ngumpul sama temen-temen. Bersosialisasi. Bukan memandang geram pada layar monitor karena skor flappy bird yang gak nambah-nambah jadi 3 hohoho

Sayang, kondisi saat ini merubah mindset main menjadi terlalu sempit. Identitas main saat ini berkutat pada game, baik di komputer, iPad, tablet dan ponsel.

Jujur saja, saya rindu mendengar teriakan anak-anak yang berlari di sepanjang gang saat bermain. Rindu mendengar celoteh mereka saat bercerita tentang kejadian-kejadian di sekolah, bukan cerita cowo atau cewe yang mereka taksir. Bukan pula cerita tentang sinetron romantisnya mereka yang berpakaian seragam sekolah dan menghisap darah.

Saya bahkan rindu mendengar senandung sahur yang bersahutan kala Ramadhan. Rindu. Rindu sekali..

Duh, gak mau nangis ah. Malu sama kucing :P

4 komentar:

  1. Jaman sudah serba canggih, katanya medsos diciptakan untuk "mendekatkan yang jauh" namun nyatanya justru memiliki dampak negatif "menjauhkan yang dekat" -_-

    BalasHapus
  2. nostalgia emang bikin rindu :)
    ahh...

    BalasHapus