Pernahkah anda mengalami sebuah penghinaan? Atau pernahkah anda menghina seseorang?
Sudah beberapa hari ini, pertanyaan tersebut mengganggu hari-hari saya. Membuat saya berfikir lebih, membuat saya bertanya kesana kemari (lagi lebay...). Dari hasil diskusi dengan orang yang saya benci (ini hanya sebutan saja, saya tidak benar-benar membencinya) saya mendapat beberapa masukan bagus.
Mungkin ada kalanya kita sebagai manusia tidak sadar telah berbuat salah, salah satunya menyakiti hati orang lain dengan sebuah penghinaan. Atau mungkin ada seseorang yang dengan sengaja atau tidak telah melontarkan sebuah penghinaan kepada kita. Sebagai seorang manusia yang konon katanya adalah makhluk paling sempurna di atas muka bumi, sudah sewajarnya jika kita merasa tersinggung jika ada orang yang menghina kita. Namun, sebagai seorang manusia yang mempunyai sifat egois ada saat-saat dimana kita sebagai manusia merasa "lebih tinggi derajatnya" dibanding orang lain sehingga tanpa sadar terlontarlah sebuah penghinaan.
Tapi, ada satu hal yang terlupa oleh kita sebagai manusia, bahwa hinaan hanya lah sebuah kata-kata. Jika kita tidak menganggapnya maka hinaan itu akan "lewat saja", tidak meresap ke dalam hati dan pikiran kita. Jika seseorang yang mendapat hinaan tidak merasa terhina, maka hinaan itu tidak ada. Tidak pernah terjadi. Sederhana kan?
Satu hal saja yang perlu dilakukan saat sebuah hinaan mampir di hadapan kita, JANGAN MARAH. Karena saat kita marah, sebuah kontrol dalam diri kita telah lepas. Yang pada akhirnya menjadikan kita benar-benar terhina. Hinaan akan terasa manis jika hinaan tersebut tidak terbukti ada dalam diri kita. Jadikanlah sebuah hinaan sebagai pecut untuk bekerja lebih giat, lebih rajin, lebih pantas dan lebih ikhlas. Buktikanlah pada diri sendiri bahwa kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan lebih berarti dari pada tuduhan yang disematkan pada kita.
Sesungguhnya Tuhan sedang menguji kita melalui sebuah hinaan yang datang menghampiri. Sebuah ujian hanya datang pada orang-orang terpilih yang akan naik kelas seperti saat kita duduk di sekolah. Jika kita lulus dalam ujian itu, tandanya kita telah belajar menjadi orang yang lebih baik lagi dalam meresapi sebuah pelajaran. Orang-orang yang menghina tidak akan mendapat apa-apa selain kesenangan sesaat dan bonus seperangkat dosa. Sedangkan orang-orang yang terhina akan mendapat sebuah pelajaran berharga yang justru dapat meningkatkan pemahaman dalam menjalani kehidupan.
Air mata akan terasa lebih berarti jika kebahagiaan telah di raih dari pada diteteskan untuk mereka yang telah menghina kita. Toh, matahari gak selamanya terang. Ada kalanya mendung tertutup awan, ada kalanya gelap saat malam.
Terima kasih kepada orang yang kubenci, aku tau aku selalu bisa mengandalkanmu. Sekali lagi, kau telah menDahsyatkan hatiku ^_^
Sabtu, 17 Desember 2011
Manisnya Sebuah Hinaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Stuwj (alay), Endah... Harus dicoba selalu, meski terkadang sulit ngebuat diri kaya remote control TV. Tinggal pencet klo mo ganti mood. Hwa3...
BalasHapusRemote TV? Jadi inget Click gak sih? Awalnya mungkin sulit Mas, tapi kalo di coba pasti bisa!
BalasHapusHadooohhhh.... Mas Bagus udah kena virus 4L4Y??? Ya Allah, ampuni Baim ya Allah. Hehehehe....