Kronologisnya:
Saya dan seorang teman menunggu angkot tak jauh dari halte sambil ngobrol, saya sempat memperhatikan di halte itu ada seorang laki-laki di awal 30 tahunan dan seorang anak laki-laki berseragam (saya lupa dia SMU atau SMA). Sekitar lima atau sepuluh menit kemudian angkot yang ditunggu teman saya pun datang sedang saya naik angkot lain (04 jurusan Depok) yang sudah cukup lama ngetem di halte. Saat saya naik, dua orang ibu-ibu berusia di atas lima puluh tahun ikut naik, begitu pun laki-laki yang menunggu di halte tadi.
Saya duduk di pojok belakang kursi bermuatan enam orang, ibu-ibu yang naik bersama saya duduk di pojok yang lain, sedang laki-laki tadi duduk tak jauh dari saya. Di stasiun Tj. Barat, naik dua orang gadis, otomatis laki-laki tadi bergeser lebih dekat ke saya. Tas saya memang tidak terlindung dan restletingnya berada bebas di sisi kanan saya.
Saya sebenarnya gak sadar kalo ada pencopet duduk di sebelah saya, yang bikin saya sadar adalah karena laki-laki yang duduk disebelah saya TIDAK MENAMPAKKAN kedua tangannya ke permukaan (tangannya sedang bekerja di bawah tas besarnya yang menutupi sebagian tas saya). Disitu lah saya sadar dan ternyata tas saya sudah separuh terbuka. Namun saat saya cek, tidak ada satu pun barang yang hilang. Alhamdulillah...
Sejak jadi korban pencopetan beberapa tahun yang lalu, saya jadi lebih "sensitif" dengan letak tangan orang-orang di sisi saya. Entah pencopet, frotteurisme atau ekshibisionis. Jadi buat teman-teman yang naik angkot, satu pesan saya "LIHAT TANGANNYA! LIHAT TANGANNYA!!" ^_^


Tidak ada komentar:
Posting Komentar