Rabu, 14 September 2011

Marga T : Kishi (Buku kedua trilogi)

Kishi adalah novel pertama yang saya baca dari rangkaian novel bergenre misteri pembunuhan karya Marga T ini. Dibeli dengan harga Rp 10.000 di kios koran langganan di samping Ramayana, Pasar Minggu. Waktu pertama kali ditawari saya menolak karena sampulnya yang "gak banget", tapi karena sang penjual memberikan garansi (kalo gak bagus boleh dibalikin), akhirnya saya terima.

Novel dibuka dengan sebuah skandal di klab malam dimana Ramon yang pandai bermain piano dan hobi menyanyi mengisi waktu luangnya dengan menjadi seorang penyanyi. Dipicu sebuah foto Ramon dan seorang gadis yang dimuat disurat kabar, kehidupan Ramon mulai berantakan. Hubungannya dengan Kishi hancur, harus berurusan dengan polisi yang kemudian berakhir di penjara. puncaknya dia diskors dari IDI sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ramon frustasi.

Melihat semua kepahitan yang menimpa Ramon, Kishi terketuk hatinya dan mengalah untuk menolong Ramon dengan menikahinya. Namun pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Semua terasa hampa, hanya kepura-puraan belaka. Keduanya selalu sibuk dengan urusannya masing-masing dan tersadar saat anak pertama mereka, Malleo, mengidap penyakit leukemia yang akhirnya merenggut nyawanya.

Setelah kematian Malleo, muncul sebuah peristiwa aneh di rumah sakit tempat Ramon praktek. Pasien-pasiennya satu per satu meninggal. Semua menyangka emosi Ramon terganggu dan melakukan euthanasia pada mereka. Ramon kembali dihadapkan pada polisi dan terancam masuk penjara.

Tidak tahan dengan semua masalah yang menimpa suaminya, Kishi yang tidak sadar tengah hamil anak keduanya, meninggalkan Ramon dan pergi merantau. Saskia, adik ipar Ramon yang pernah sangat mencintainya akhirnya rela mengorbankan keperawanannya untuk sang kakak ipar yang kesepian hingga mengakibatkan kehamilan. Nasib baik bagi Saskia, ada seorang pemuda tampan dan baik hati yang bersedia menikahinya, Fadil.

Dalam perantauannya, Kishi bertemu dengan Renard, seorang dokter yang berkharisma. Saat keduanya hampir menikah, sebuah berita kecelakaan terhadap Ramon membuat Kishi sadar bahwa hatinya masih mencintainya. Ramon dikabarkan menjadi korban kebakaran, mayatnya yang hangus diantarkan pada keluarganya.

Saat kesedihan melanda Kishi, tiba-tiba sebuah peristiwa mengungkap semuanya. Ramon memang menjadi korban kebakaran, namun dia tidak meninggal, hanya mengalami luka bakar serius di tubuhnya. Rambutnya pun habis terbakar api dan separuh wajahnya mengalami luka bakar ringan. Dentingan piano setiap malam di rumah Kishi mengiringi kenyataan bahwa Ramon ternyata masih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar