Senin, 18 April 2011

Rakyat VS Pesantren dan Rock and Roll (keluhan dan pengaduan)

Baru aja pulang!
Uuhh.. cuapek. Tapi lagi punya inspirasi nulis, jadi disinilah saya. Duduk manis di depan monitor sambil terus merangkai kalimat untuk dituangkan.

Tadi itu, sewaktu menunggu angkot di halte, seorang teman curhat tentang keponakannya yang suka banget nonton sinetron Pesantren dan Rock and Roll yang tayang di SCTV. Teman saya mengeluhkan cerita sinetron itu yang dinilainya melenceng dari nilai-nilai keislaman yang sebenarnya, apalagi mengingat judulnya yang dtambah embel-embel "pesantren", seharusnya sinetron ini tidak terlalu mengedepankan kisah cinta antara dua tokoh utamanya, Nada dan Wahyu.

Menurut teman saya lagi, dengan embel-embel kata "Pesantren", seharusnya sinetron ini lebih banyak menceritakan kehidupan dan kegiatan para santri di pesantren, supaya orang luar seperti kita ini dapat lebih paham dan mengerti apa yang diajarkan para Ustad dan Ustadzah kepada para santrinya dan semoga bisa ikut meneladaninya. Hitung-hitung belajarlah. Dia juga jadi mempertanyakan tentang sistem pergaulan di pesantren setelah menonton sinetron ini. Setau teman saya, pesantren adalah tempat dimana peraturan Islam lebih ditegakkan, terutama soal pergaulan antara akhwat dan ikhwan, namun dalam salah satu episode Pesantren dan Rock and Roll, dikisahkan Wahyu dapat menemui Nada di kamarnya. Seorang ikhwan masuk ke kamar seorang akhwat putri Kiai! Toloooongg!

Dalam episode yang lain, kedua pemeran utama dan beberapa santri lainnya (baik putra dan putri) pergi menonton pertunjukan wayang kulit sampai jauh malam. Wahyu juga sering sekali diceritakan bicara berdua dengan Nada (dari cara bicaranya sih mau mengungkapkan rasa cinta). Semudah itukah pergaulan laki-laki dan perempuan dalam lingkungan pesantren? Saya jadi bertanya-tanya, apakah boleh seperti itu di pesantren?

Pakaian Nada juga menurutnya kurang "Islami". Mengapa? Nada tidak pernah "melindungi kakinya", jadi saat dia menaiki tangga maka betisnya akan terlihat. Setau saya yang bodoh ini, aurat seorang wanita adalah seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah. Jadi seharusnya Nada memakai celana panjang dibalik roknya dan mengenakan kaos kaki untuk melindungi kakinya. Seorang anak Kiai seharusnya lebih paham akan hal ini, kan?
 

Sekarang ini, memang sudah dimulai trend sinetron "agak religi" dan "bebau religi". Mudah koq, bermodal pemain yang mau memakai jilbab (tak peduli dengan batas-batas aurat yang harus ditutup) dan judul yang ke-Islam-Islam-an, tada... jadi deh sinetron religi.

2 komentar:

  1. Endah, dah coba sms kasih kritik dan saran ke rumah produksinya belum? Bisa dicoba tuh? Ga tau si klo Pesantren... punya line open sms apa g. Biasanya multivision atau sinemArt punya. Sy jrg nonton krn seringnya dah tidur. Hwa3... Tp ngekeknya satu karakter (jadi koki apa ya?), klo g salah bernama Marni/Menik, membuat saya geli tiapkali denger.

    BalasHapus
  2. kapok Mas, dulu pernah mengalami hal serupa dan coba kritik ke PHnya tapi tidak ada perubahan ke arah cerita yg lebih baik (menurut saya). Saya sendiri tidak mengikuti, ini juga posting karena curhatan temen aja. Tapi terima kasih atas sarannya ^_^

    BalasHapus