Manusia, hidup pada takdirnya. Berjalan lambat atau pelan pada jalur yang telah ditentukan. Tak ada satu pun manusia yang bisa keluar atau berpindah dari satu garis lurus ke garis lurus yang lain. Garis itu, kadang lurus, kadang berbelok, kadang curam atau menanjak. Saat bentuk –bentuk garis itu berubah, maka manusia dituntut untuk dapat menyeimbangkan dirinya agar tidak jatuh atau keluar garis.
Kadang kala, garis itu juga bisa tebal, bisa tipis, bisa pula putus-putus hingga kita harus melompat agar tidak tertinggal dan berhenti di ujung garis.
Manusia, memiliki pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan keputusan dalam memilih pilihan-pilihan di hadapannya. Kadang pilihan itu menyakitkan, kadang pula asal-asalan, kadang keputusan itu tak ada artinya, namun kadang pilihan itu adalah pilihan terakhir yang merubah hidupnya.
Keputusan, sebaiknya diserahkan pada Tuhan. Tanyakan pada hatimu, karena ada peringatan-Nya disana atas apa yang kau ambil untuk dirimu, untuk hidupmu. Karena setelah keputusan itu, ada yang masih harus melanjutkan hidupnya atau harus mengakhirinya di sebuah ujung dari garis yang putus. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang mudah putus asa ketika garis di depan mulai tipis lalu menghilang. Semoga kita termasuk orang-orang yang berinisiatif untuk mengambil pensil dan menebalkan garis tipis di hadapan. Hidup tidak akan berhenti pada satu titik karena esok pun masih akan ada matahari yang menyinari......
Kamis, 11 November 2010
renungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar